Yuk jelajahi budaya dan tradisi Kota Surabaya!
1. Es Teler
Jangan mengaku wong Surabaya kalau belum pernah merasakan sendiri kesegaran Es Teler.
Suhu Surabaya yang panas, paling enak mengosumsi es yang segar-segar. Baik siang ataupun malam, saat berada di Surabaya, es adalah pilihan yang tepat. Karena bisa dibilang suhu di Surabaya selalu panas. Salah satu minuman yang sedikit menghilangkan dahaga panas adalah es teler. Terutama buat kamu yang sedang puasa di kota Surabaya, es teler adalah pilihan yang nikmat. Es teler adalah koktail buah asli Indonesia. Alpukat, kelapa muda, cincau, nangka, dan buah-buahan lainnya disajikan dengan santan, susu kental manis, daun pandan, gula, dan sedikit garam.
2. Lontong Balap
Rujak cingur biasanya terdiri dari irisan beberapa jenis buah seperti timun, kerahi (krai, yaitu sejenis timun khas Jawa Timur), bengkuang, mangga muda, nanas, kedondong, kemudian ditambah lontong, tahu, tempe, bendoyo, cingur, serta sayuran seperti kecambah/taoge, kangkung, dan kacang panjang. Semua bahan tadi dicampur dengan saus atau bumbu yang terbuat dari olahan petis udang, air matang untuk sedikit mengencerkan, gula/gula merah, cabai, kacang tanah yang digoreng, bawang goreng, garam, dan irisan tipis pisang biji hijau yang masih muda (pisang klutuk). Semua saus/bumbu dicampur dengan cara diulek, itu sebabnya rujak cingur juga sering disebut rujak ulek.
Makanan ini disebut rujak cingur karena bumbu olahan yang digunakan adalah petis udang dan irisan cingur. Hal ini yang membedakan dengan makanan rujak pada umumnya yang biasanya tanpa menggunakan bahan cingur tersebut. Rujak cingur biasa disajikan dengan tambahan kerupuk dan dengan alas pincuk (daun pisang) atau piring.
4. Rawon
Rawon adalah masakan Indonesia berupa sup daging berkuah hitam dengan campuran bumbu khas yang menggunakan kluwek. Rawon, meskipun dikenal sebagai masakan khas Jawa Timur (daerah Arekan), dikenal pula oleh masyarakat Jawa Tengah sebelah timur (daerah Surakarta).
Daging untuk rawon umumnya adalah daging sapi yang dipotong kecil-kecil, utamanya adalah bagian sandung lamur. Bumbu supnya sangat khas Indonesia, yaitu campuran bawang merah, bawang putih, lengkuas (laos), ketumbar, kemiri, serai, kunir, cabai, kluwek, garam, serta minyak nabati. Semua bahan ini dihaluskan, lalu ditumis sampai harum. Campuran bumbu ini kemudian dimasukkan dalam kaldu rebusan daging bersama-sama dengan daging. Warna gelap khas rawon berasal dari kluwek. Rawon disajikan bersama nasi, dilengkapi dengan tauge berekor pendek, telur asin, daun bawang, kerupuk udang, daging sapi goreng (empal), dan sambal.
5. Semanggi
Semanggi atau Pecel Semanggi adalah sejenis makanan khas Surabaya, Jawa Timur, dibuat dari daun semanggi yang dikukus dan kemudian dinikmati dengan sambal pedas yang nikmat. Semanggi juga dapat dihidangkan dengan kecambah, kangkung, kerupuk uli yang terbuat dari beras, serta bumbu yang terbuat dari ketela rambat. Saus atau bumbu yang digunakan dalam makanan semanggi memiliki bahan baku serta rasa yang berbeda.
Penjual semanggi Surabaya mudah dikenali karena menggunakan jarit dan selendang untuk memanggul semanggi. Sayuran yang digunakan ada dua macam, yaitu daun semanggi dan kecambah yang direbus. Bumbunya yang khas terbuat dari perpaduan ketela rambat, kacang tanah, dan gula merah serta dilengkapi kerupuk puli. Karena bahan utamanya ketela rambat, rasa sambal pecel ini pun didominasi manis ketela.
6. Bambu Runcing
Bambu Runcing adalah senjata tradisional yang digunakan oleh tentara Indonesia dalam pertempuran melawan kolonialisme Belanda. Tepatnya pada 10 November 1945, yang sekarang dirayakan sebagai Hari Pahlawan. Pada masa peperangan, bambu dibentuk meruncing layaknya tombak untuk menusuk musuh. Bambu runcing ini dibuat berkaitan dengan terbatasnya senjata modern yang ada dan untuk menunjukkan semangat di antara para prajurit sebagai warga sipil Indonesia.
Monumen Bambu Runcing ini terletak di jantung kota Surabaya, di tengah ramainya lalu lintas jalan Panglima Sudirman. Para pengunjung yang datang ke Surabaya akan langsung mengenali keberadaan monumen ini saat melintasinya. Monumen ini juga dekat dengan Kebun Binatang Surabaya, Tunjungan Plaza, Surabaya Plaza dan Tugu Pahlawan Surabaya.
7. Cak dan Ning
Sama seperti kota-kota lainnya, Surabaya memiliki kontes pemilihan bujang dan gadis yang disebut Kontes Cak dan Ning. Baju cak dan ning adalah pakaian adat Jawa Timur khususnya Surabaya yang biasa digunakan pada saat kontes pemilihan bujang dan gadis atau Kontes Cak dan Ning.
Dalam kontes ini, para finalis menggunakan pakaian khas Surabaya. Baju Cak (pria) terdiri dari beskap dan celana kain yang dilapisi dengan jarik. Saku yang terletak di dada kiri disematkan aksesori kuku macan serta saputangan berwarna merah.
Sedangkan baju Ning (wanita) terdiri dari kebaya dan jarik serta tambahan kerudung selendang yang memiliki motif renda. Selain itu, Ning juga mengenakan aksesori berupa anting, gelang dan selop. Meski memiliki desain sederhana, pakaian ini memberi kesan menawan pada pemakainya.
Suhu Surabaya yang panas, paling enak mengosumsi es yang segar-segar. Baik siang ataupun malam, saat berada di Surabaya, es adalah pilihan yang tepat. Karena bisa dibilang suhu di Surabaya selalu panas. Salah satu minuman yang sedikit menghilangkan dahaga panas adalah es teler. Terutama buat kamu yang sedang puasa di kota Surabaya, es teler adalah pilihan yang nikmat. Es teler adalah koktail buah asli Indonesia. Alpukat, kelapa muda, cincau, nangka, dan buah-buahan lainnya disajikan dengan santan, susu kental manis, daun pandan, gula, dan sedikit garam.
2. Lontong Balap
Lontong balap adalah makanan khas Indonesia yang merupakan ciri khas kota Surabaya di Jawa Timur.
Makanan ini terdiri dari lontong, taoge, tahu goreng, lentho, bawang goreng, kecap, dan sambal. Lontong balap terdiri dari lontong yang diiris-iris dan di atas irisan lontong ini ditumpangi irisan tahu dan remasan beberapa lentho (bulatan kecil sebesar ibu jari dan dipencet ini bentuk lentho asli lontong balap, berbeda dengan lentho yang dipakai sekarang), kemudian di atasnya ditumpangi kecambah setengah matang yang porsinya terbanyak dalam hidangan, setelah itu diambilkan kuah secukupnya, sambal dan kecap disesuaikan selera pembeli. Makanan ini dihidangkan dengan pasangannya yaitu, beberapa tusuk sate kerang.
3. Rujak Cingur
3. Rujak Cingur
Rujak cingur adalah salah satu makanan tradisional yang mudah ditemukan di daerah Jawa Timur, terutama di daerah asalnya Surabaya. Dalam bahasa Jawa kata cingur berarti "mulut", hal ini merujuk pada bahan irisan mulut atau moncong sapi yang direbus dan dicampurkan ke dalam hidangan.
Rujak cingur biasanya terdiri dari irisan beberapa jenis buah seperti timun, kerahi (krai, yaitu sejenis timun khas Jawa Timur), bengkuang, mangga muda, nanas, kedondong, kemudian ditambah lontong, tahu, tempe, bendoyo, cingur, serta sayuran seperti kecambah/taoge, kangkung, dan kacang panjang. Semua bahan tadi dicampur dengan saus atau bumbu yang terbuat dari olahan petis udang, air matang untuk sedikit mengencerkan, gula/gula merah, cabai, kacang tanah yang digoreng, bawang goreng, garam, dan irisan tipis pisang biji hijau yang masih muda (pisang klutuk). Semua saus/bumbu dicampur dengan cara diulek, itu sebabnya rujak cingur juga sering disebut rujak ulek.
Makanan ini disebut rujak cingur karena bumbu olahan yang digunakan adalah petis udang dan irisan cingur. Hal ini yang membedakan dengan makanan rujak pada umumnya yang biasanya tanpa menggunakan bahan cingur tersebut. Rujak cingur biasa disajikan dengan tambahan kerupuk dan dengan alas pincuk (daun pisang) atau piring.
4. Rawon
Rawon adalah masakan Indonesia berupa sup daging berkuah hitam dengan campuran bumbu khas yang menggunakan kluwek. Rawon, meskipun dikenal sebagai masakan khas Jawa Timur (daerah Arekan), dikenal pula oleh masyarakat Jawa Tengah sebelah timur (daerah Surakarta).
Daging untuk rawon umumnya adalah daging sapi yang dipotong kecil-kecil, utamanya adalah bagian sandung lamur. Bumbu supnya sangat khas Indonesia, yaitu campuran bawang merah, bawang putih, lengkuas (laos), ketumbar, kemiri, serai, kunir, cabai, kluwek, garam, serta minyak nabati. Semua bahan ini dihaluskan, lalu ditumis sampai harum. Campuran bumbu ini kemudian dimasukkan dalam kaldu rebusan daging bersama-sama dengan daging. Warna gelap khas rawon berasal dari kluwek. Rawon disajikan bersama nasi, dilengkapi dengan tauge berekor pendek, telur asin, daun bawang, kerupuk udang, daging sapi goreng (empal), dan sambal.
5. Semanggi
Semanggi atau Pecel Semanggi adalah sejenis makanan khas Surabaya, Jawa Timur, dibuat dari daun semanggi yang dikukus dan kemudian dinikmati dengan sambal pedas yang nikmat. Semanggi juga dapat dihidangkan dengan kecambah, kangkung, kerupuk uli yang terbuat dari beras, serta bumbu yang terbuat dari ketela rambat. Saus atau bumbu yang digunakan dalam makanan semanggi memiliki bahan baku serta rasa yang berbeda.
Penjual semanggi Surabaya mudah dikenali karena menggunakan jarit dan selendang untuk memanggul semanggi. Sayuran yang digunakan ada dua macam, yaitu daun semanggi dan kecambah yang direbus. Bumbunya yang khas terbuat dari perpaduan ketela rambat, kacang tanah, dan gula merah serta dilengkapi kerupuk puli. Karena bahan utamanya ketela rambat, rasa sambal pecel ini pun didominasi manis ketela.
6. Bambu Runcing
Bambu Runcing adalah senjata tradisional yang digunakan oleh tentara Indonesia dalam pertempuran melawan kolonialisme Belanda. Tepatnya pada 10 November 1945, yang sekarang dirayakan sebagai Hari Pahlawan. Pada masa peperangan, bambu dibentuk meruncing layaknya tombak untuk menusuk musuh. Bambu runcing ini dibuat berkaitan dengan terbatasnya senjata modern yang ada dan untuk menunjukkan semangat di antara para prajurit sebagai warga sipil Indonesia.
Monumen Bambu Runcing ini terletak di jantung kota Surabaya, di tengah ramainya lalu lintas jalan Panglima Sudirman. Para pengunjung yang datang ke Surabaya akan langsung mengenali keberadaan monumen ini saat melintasinya. Monumen ini juga dekat dengan Kebun Binatang Surabaya, Tunjungan Plaza, Surabaya Plaza dan Tugu Pahlawan Surabaya.
7. Cak dan Ning
Sama seperti kota-kota lainnya, Surabaya memiliki kontes pemilihan bujang dan gadis yang disebut Kontes Cak dan Ning. Baju cak dan ning adalah pakaian adat Jawa Timur khususnya Surabaya yang biasa digunakan pada saat kontes pemilihan bujang dan gadis atau Kontes Cak dan Ning.
Dalam kontes ini, para finalis menggunakan pakaian khas Surabaya. Baju Cak (pria) terdiri dari beskap dan celana kain yang dilapisi dengan jarik. Saku yang terletak di dada kiri disematkan aksesori kuku macan serta saputangan berwarna merah.
Sedangkan baju Ning (wanita) terdiri dari kebaya dan jarik serta tambahan kerudung selendang yang memiliki motif renda. Selain itu, Ning juga mengenakan aksesori berupa anting, gelang dan selop. Meski memiliki desain sederhana, pakaian ini memberi kesan menawan pada pemakainya.
Komentar
Posting Komentar